Abud diusir warga pada 29 Agustus 2012,
karena mengaku sebagai Imam Mahdi alias sang juru selamat, seorang
pemimpin yang membawa umatnya pada kebenaran dan kemakmuran. Sampai saat
ini Abud tetap dengan keyakinannya. ia tetap merasa sebagai Imam Mahdi.
Sekalipun di hadapan Muspika Kabupaten Bogor, ia sudah menandatangani
surat pernyataan tobat.
“Sulit bagi saya untuk menghilangkan keyakinan itu. Lagi pula yang saya tanda tangani adalah perjanjian untuk tidak menyebarkan ajaran kepada warga,”
Ujar Abud kepada detik, Selasa 4
September 2012. Abud tidak mau melepas gelar Imam Mahdi karena baginya
itu adalah gelar yang diperolehnya dari Tuhan. Gelar itu, katanya,
disampaikan lewat bangsa jin melalui mimpi istri kedua Abud, Fitria
alias Pipit.
Hubungan Abud dengan bangsa jin bermula
dari mimpi istri mudanya yang sering kedatangan jin. Dalam mimpi itu
banyak jin yang minta dimasukkan Islam. Selain meminta diislamkan, ada
juga jin yang sengaja datang untuk bersilaturahmi dan menjalin
persahabatan.
Dari kunjungan sejumlah jin lewat mimpi
Fitria, para jin menyampaikan jika Tuhan telah menetapkan Abud sebagai
Imam Mahdi. “Saya pun disuruh menyampaikan penetapan ini kepada jemaah
saya,” cerita Abud.
Sehari-hari Abud memang dikenal sebagai
guru mengaji di Majelis Taklim Ar-Risalah yang didirikannya sejak 1986.
Awalnya jemaahnya hanya belasan orang. Namun saat ini jumlahnya mencapai
200 orang.
“Jemaahnya paling banyak perempuan dan
ibu rumah tangga. Selain berasal dari Leuwimalang, jemaahnya ada juga
yang berasal dari luar. Pengajiannya selama ini agak eksklusif
(tertutup),” kata Kiki Kosasih, pegawai Kecamatan Cisarua kepada detik.
Jemaah Abud semakin banyak sejak ia
menikahi Fitria 5 tahun lalu. Perempuan berusia 26 tahun itu adalah
tetangganya di Kampung Leuwimalang. Jaraknya hanya satu rumah dari
kediaman Abud dan istri pertamanya, Dedeh.
Abud menikahi Dedeh pada 1978. Dari
perkawinannya itu Abud dikaruniai sembilan anak. Sementara dari
perkawinannya dengan Fitria, Abud dikaruniai dua anak. Setelah menikahi
Fitria, Abud tidak hanya mengajar mengaji. Istri keduanya ini rupanya
membawa banyak berkah bagi Abud. Ia juga mulai membuka praktik
pengobatan alternatif lewat media mimpi Fitria.
Abud mengklaim, banyak pasien yang
menderita berbagai penyakit telah disembuhkan meski cara pengobatannya
hanya lewat media mimpi. Nah, manjurnya mimpi sang istri membuat Abud
jadi yakin saat bangsa jin menetapkan dirinya sebagai Imam Mahdi lewat
mimpi.
Pengakuan Abud yang mengklaim sebagai
Imam Mahdi terang saja membuat banyak warga yang gerah. Apalagi sejak
lama aktivitas pengajian Abud sering mengundang kontroversi.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten
Bogor menyatakan ajaran Abud sesat. “Jelas itu menyalahi aturan, ini
sudah melebihi batas-batas yang dilakukan Nabi Muhammad SAW,” kata Ketua
Badan Kerukunan Antar Umat Beragama MUI Kabupaten Bogor, Khaerul Yunus.
Sebelum mengaku sebagai Imam Mahdi, Abud
sebelumnya juga sudah meresahkan warga sekitar. Menurut Kepala Seksi
Keamanan dan Ketertiban Kecamatan Cisarua, Hendayana, pada 1984 Abud
pernah dipanggil Muspika Bogor karena selain mengajar agama, ia juga
menanamkan ajaran Negara Islam Indonesia (NII) kepada pengikutnya.
Abud dan Oles, kakaknya, pernah ditahan
di LP Paledang, Bogor, karena terkait NII. Ia ditahan selama 2 tahun.
Sementara Oles mendekam selama 7 tahun di penjara. Setelah menjalani
penahanan di Lembaga Pemasyarakatan Bogor, Abud pulang lagi ke
Leuwimalang dan mendirikan Majelis Taklim Ar-Risalah.
Sekalipun sudah tidak lagi aktif di NII,
sikap Abud tetap saja sering membuat warga di lingkungan RT 01, RW 02,
Kampung Leuwimalang, kesal. Sebab Abud sering memancing ketegangan
dengan warga. Ketegangan warga semakin memuncak ketika November 2011,
saat berceramah di hadapan jemaahnya, Abud menyatakan dirinya sebagai
Imam Mahdi. Malah saat itu ia mengatakan akan mengumumkannya secara
terbuka pada Tahun Baru 2012.
terbuka pada Tahun Baru 2012.
Buntut dari pengakuan itu, rumah
berlantai 2 yang sehari-hari dipakai Abud untuk mengajar mengaji sempat
diserbu warga. Namun situasi dapat dikendalikan lantaran dicegah aparat
desa setempat.
Setelah 10 bulanan berlalu, Muspika
Bogor, MUI, Polres, dan Koramil Cisarua kembali mendapat aduan bahwa
Abud telah meresahkan. Suami Fitria itu pun kemudian dipanggil. Ia
dimintai keterangan soal pengakuannya sebagai Imam Mahdi. Dalam
pertemuan yang berlangsung pada 28 Agustus 2012, itu, Abud membenarkan
dirinya sebagai Imam Mahdi.
Pernyataan terang-terangan Abud sebagai
Imam Mahdi langsung mendapat reaksi keras warga. Akhirnya ribuan orang
datang menggeruduk markas Majelis Taklim, Ar-Risalah. Abud pun akhirnya
diamankan ke Polres Bogor, demi menghindari amukan warga. Kini rumah
yang ditempati Abud beserta dua istrinya tidak lagi ada pengajian
seperti biasa. Rumah berwarna hijau itu pun selalu sepi. Fitria dan
Dedeh
saat ditemui detik, enggan memberikan komentar.
saat ditemui detik, enggan memberikan komentar.
“Saya takut salah omong. Mendingan tanya saja ke polisi,” ujar Fitria.
Fitria juga enggan memberikan penjelasan
soal mimpi-mimpi yang selama ini menghampirinya. Termasuk soal
penetapan Abud sebagai Imam Mahdi yang konon didapat lewat mimpinya.
Abud hanya sehari ditahan polisi. Ia kemudian dilepas. Setelah dilepas
ia memilih mengurung diri di sebuah rumah di Jakarta dan tidak mau
ditemui siapapun.
Ia mengaku sedang mencari hidayah.
“Nanti pasti saya diberitahu apakah saya ini benar diangkat oleh Allah
SWT atau jadi-jadian atau bohong-bohongan?” kata Abud.
Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar
mengimbau masyarakat agar tidak gampang percaya pada orang yang
mengaku-aku sebagai Imam Mahdi. Umat Islam harus lebih memperkuat
pengetahuannya tentang agama, sehingga tidak mudah diseret masuk ikut
aliran sesat.
“Kita juga terus melakukan pembinaan
terhadap kelompok-kelompok itu agar kembali ke mainstream agama Islam.
Kedua, kalau mereka tidak ingin kembali, jangan mengusik orang lain,”
tegas Nasaruddin.
No comments:
Post a Comment